Selasa, 13 Februari 2018

Dibawah Langit

Dibawah langit ini
Kita pernah berjanji
Kita akan menaklukkan dunia

Kita menangis, kita tertawa,
kita terjatuh, kita bangkit
kita tersesat, kita menemukan jalan pulang

Banyak hari yang telah kita lalui,
Banyak kisah yang sudah kita ukir.

Masih dibawah langit yang sama
Saat aku siap mengangkat pedang untuk melawan dunia,
Kau telah menyerahkan perisaimu.



Ku rasa  ini bukan lagi medan perang kita
Jika hanya aku yang berperang

Rabu, 03 Januari 2018

Sendiri

Pada akhirnya kita semua akan berada di persimpangan,
memilih jalan untuk melanjutkan kisah.

Jalan yang kita pilih bisa saja berat, panjang dan terjal,
tak ada jalan yang benar benar mudah.
Setiap jalan punya kesulitan tersendiri'


Katanya tergantung bagaimana kau akan melaluinya.

Apakah dengan memaki-maki kerikil di tengah jalan?
ataukah menikmati pemandangan yang disuguhkan takdir?

Katanya dengan siapa kau akan melaluinya.

Apakah dengan Keluargamu?
Dengan teman-temanmu?
Atau hanya dengan para mimpimu?

Semuanya tak ada yang benar-benar menjanjikan perjalananmu akan mudah.
Hanya hatimu.

Hanya hatimu yang penuh Syukur,
yang mampu melihat semua dari sudut pandang berbeda.

Menguatkanmu dalam setiap langkah kakimu.
Mengingatkanmu orang lain harus memecahkan batu besar sampai jadi kerikil kecil agar dapat lalu.
Menunjukkan orang lain tidak punya mata untuk melihat indahnya hidup ini.

Saat teman-temanmu memalingkan pandangan darimu,
saat keluargamu menyuruhmu menyerah,
bahkan saat para mimpimu pun mulai memudar.

Hanya hatimu yang bisa menguatkan jiwamu!












Minggu, 24 September 2017

Hari hari yang penuh kenangan

         


              Di malam yang sepi ini semua kenangan yang telah berlalu kembali lagi kedalam pikiran ini, ingin aku  memutar waktu untuk kembali lagi kewaktu yang silam, ketika bersama semua teman. seluruh canda tawa dan keisengan yang kami lakukan bersama teman ingin aku ulang lagi, tetapi apa daya semua telah berlalu. sekarang gelapnya malam mulai menyelimuti malam ku yang sepi ini kesendirian ku tak dapat kutahan lagi. ingin ku berteriak kepada semua orang tapi ku hanya sendiri disini. hal yang tak dapat ku pungukiri adalah bahwa kesedihan ku ini tak dapat ku bendung, apalah daya ku sebagai manusia biasa di dalam ke sendirian ini. ingin ku gapai bulan di atas sana untuk ku simpan sebagai sinar dalam pekatnya malam ini, dan ketika esok pagi telah pagi telah tiba hari-hari ku kembali lagi ke rutinitas ku biasa. seluruh pekejaan yang menumpuk menunggu ku untuk kembali bekerja hanya untuk mencari sesuap nasi. terkadang aku mulai jenuh dengan semua pekerjaan yg berulang terus menerus. tetapi disaat kejenuhan itu kembali pikiran ku pun kosong dan tiba-tiba aku kembali teringat orang tua ku yang susah payah dalam mehidupi ku dan aku mulai meikirkan jerih payah mereka dalam menghidupi kebutuhan ku. dulu ketika aku meminta sesuatu maka mereka akan langsung memenuhinya, tapi aku tidaktau bahwa mereka memeras keringat hanya untuk memenuhi keingan ku yg tak terlalu penting ini, dan ketika aku lapar maka mereka akan membiarkan aku makan sampai kenyang lalu  mereka pun makan, padahal mereka blum memakan apapun mulai dari pagi, mereka menahan lapar hanya untuk perut ku agar bisa kenyang, mereka hanya melemparkan senyum padaku.
Semua ingatan itu membuat aku kembali kuat untuk melanjutkan pekerjaan yang aku rasakan jenuh itu. sekarang aku mulai membuat diri ku tegar walaupun aku berada di perantauan yg jauh dari rumah dan orang tua ku. aku mengingat pesan yang dikatan orang tua ku bahwa dalam hidup ini tidak perlu bersedih walau ketika kita kesepian dan tidak ada yg dapat menemani kita.

By: aldo sipayung
"always be happy"

Kamis, 21 September 2017

ikan kecil

Kalau harus melawan arus
akan aku lakukan


kau tau,
aku bukan daun yang gugur di atas air sungai
yang hanya dapat mengikuti arus

kau tau,
aku ikan dengan sirip kecil yang selalu terkembang
berharap aku cukup kuat menghadang arus

kau tau,
aku bukan orang yang hanya dapat berkata "Ya"
saat semua menginginkan kata "Ya"

kau tau,
aku hanya orang biasa dengan pemikiran biasa
berharap menjadi biasa di dunia yang tidak biasa

Kerasnya air yang menghantam bebatuan,
Derasnya air yang menghanyutkan daun gugur.

aku tak peduli,
selama aku punya sirip kecil ini
aku akan bahagia
berenang kesana kemari
membelah deras air sungai
bersembunyi dibalik bebatuan
melompat merasakan hembusan angin




Rabu, 23 Agustus 2017

Rumput Liar

Seandainya saja aku adalah angin,
Yang setiap saat dapat membelai lembut wajahmu saat aku merindukamu.

Seandainya saja aku adalah matahari,
Yang setiap hari jadi yang pertama menyapa hari hari indahmu.

Seandainya saja aku air dalam kolam,
Yang tak ikan tak akan pernah bisa hidup tanpanya.

Tapi aku bukan angin yang berhembus dengan lembut,
Aku bukan matahari yang menyinari harimu,
Kau juga bukan ikan yang bituh air.

Aku hanya sebongkah batu ditepi jalan,
Yang setiap hari melihat orang lalu lalang tanpa pernah menyadari keberadaanku,
Sesekali tergilas roda roda pedati,

Aku hanya rumput liar yang tumbuh ditepi jalan,
Terinjak dan terlupakan.

Sabtu, 19 Agustus 2017

Beritahu Ibumu

Beritahu ibumu bahwa aku bukan milikmu lagi,
Beritahu mereka aku bukan lagi sandaran hatimu.

Beritahu padanya kalau kau sudah memilih orang lain,
Beritahu padanya kalau aku bukan lagi orang yang harus dia tanyakan,

Bukan karna aku tidak menghormatinya,
Tapi karna aku ingin dia tahu
Aku bukan lagi orang yang selalu disisimu,
Bukan karna aku tidak merindukan mereka,
Tapi karna aku tak lagi orang yang berhak merindukan mereka.

Agar mereka berhenti menanyakan aku,
Agar jelas batas antara hitam dan putih.

Agar mereka tahu ada orang lain yang patut mereka tanyakan,
Orang yang kini berada di sisimu




Rabu, 16 Agustus 2017

Penyakit Kambuhan

Aku memaafkan, tapi tidak melupakan.

Banyak orang yang bilang begitu.
Saat kita tersakiti, memang sulit rasanya memaafkan. Apalagi harus melupakan.

Tapi dengan cara kita tidak memaafkan sebenarnya kita malah menciptakan bom waktu di dalam hati kita sendiri.
Percayalah kita tidak akan pernah hidup dengan bahagia saat kita menyimpan amarah.

Biarkanlah amarahmu menguap seperti air dilautan, biarkan dia menggapai langit. Suatu saat dia akan turun lagi menyirami tanah gersang, memberikan kesempatan baru bagi rerumputan yang lelah terbakar teriknya matahari.

Seharusnya begitu.

Memaafkan saja sudah berat bagi kita. Apalagi harus melupakan.

Tapi percaya
Kita harus memafkan,
Saat kita memaafkan hati ini tak lagi terbebani.

Tapi memaafkan saja tak cukup, kita harus melupakan.
Karna kalau kita tidak melupakan, memaafkan akan jadi hal yang sia sia, amarah akan kembali datang mengusik saat kita teringat kesalahan. Jadi ini hanya akan jadi seperti penyakit kambuhan.

Maka, saat dirimu melepaskan.
Pastikan kau memaafkan dan melupakan agar hati benar benar terbebas.